Seorang bocah penyandang autis dituntun
oleh pembimbingnya saat mengikuti terapi di Pusat Rehabilitasi Anak Terapi
Terpadu, Medan, Rabu (27/6). Kurangnya perhatian pemerintah terhadap penyandang
autis mengakibatkan sejumlah penyandang tidak dapat tempat dimasyarakat dan
mulai di marginalkan.Medan,
(Analisa). Anak yang menderita autis perlu ditangani secara dini oleh orang tua,
sebab bila dibiarkan tingkat autis seorang anak akan mencapai pada titik di mana
anak tidak bisa berbuat apa-apa. "Anak autis, bila ditangani secara dini maka
autis dapat diminimalisir. Anak dapat diarahkan untuk berprilaku secara normal,"
ujar Terapis Autis Profesional di Yayasan Isadd Indonesia Endah Pratiwi kepada
Analisa, Sabtu (23/6).Endah
menjelaskan, bahwa anak autis tidak bisa disembuhkan, namun dengan pola
pembelajaran yang tepat seorang anak autis akan mencapai level high function,
bahkan dapat disekolahkan ke sekolah umum. Disamping peran terapis membantu
perkembangan anak autis, peran orang tua juga sangat dibutuhkan, sebab seorang
anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tuanya."Kesadaran
orang tua untuk membantu perkembangan anaknya turut menentukan seorang anak
mengalami progress dalam pertumbuhannya, bila orang tua sibuk dan hanya
menyerahkan anak tersebut ke baby sitter dan terapis saja perkembangannya akan
lambat. Orang tua harus lebih berperan aktif," katanya.Deteksi secara
dini, tambah Endah, turut pula membantu menumbuhkembangkan perilaku anak autis
seperti anak normal. Bila seorang anak pada usia hitungan bulan kurang merespon
candaan, tidak bisa bermain pura-pura, tidak mampu berinteraksi, maka ada
indikasi seorang anak menderita autis dan harus dibawa ke dokter anak untuk
penanganan dininya.Kurangnya perhatianEndah pun turut
menyayangkan minimnya peran perhatian pemerintah bagi penyandang autis, tidak
hanya itu, menurutnya tenaga doker spesialis anak yang ada pun kurang memahami
gejala autis. Hal tersebut mengakibatkan anak autis terlambat
penanganannya."Menurut psikolog ada tahapan autis, yang pertama clasic,
asperger dan high function. Pada tingkatan clasic anak autis tidak akan mampu
berbuat apa-apa, bahkan bicara pun tidak bisa. Sedangkan pada tingkatan
berikutnya seorang anak sudah mampu berinteraksi dan mengerjakan suatu kegiatan.
Sedangkan high funcion, seorang anak dapat disekolahkan ke sekolah umum karena
dianggap mampu menerima pelajaran seperti halnya anak normal,"
katanya.Untuk itu ia berharap, pemerintah lebih memperhatikan anak-anak
autis, kepedulian dan penerimaan terhadap anak dengan penyandang autis harus
lebih dikampanyekan. Pemerintah harus peduli."Selama ini kebanyakan
hanya kalangan keluarga yang mampu saja yang dapat menterapis anaknya yang
autis, sementara masyarakat golongan bawah, karena tidak ada dana hanya mampu
pasrah. Disinilah peran pemerintah dibutuhkan, bila ada program pemerintah untuk
penanganan anak autis secara dini, kami para terapis bersedia jadi relawan,
bahkan tanpa digaji" katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar