-->

Kamis, 22 November 2012

Saat anak autis berkesenian


Denpasar (ANTARA News) - Puluhan anak penyandang autis di Bali unjuk kebolehan berkesenian, di Denpasar, Kamis. Sungguh semarak suasananya, mulai dari menari sesuai irama sampai tidak mau turun dari panggung.

Mereka merupakan siswa-siswa berkeperluan khusus dari Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus Denpasar, mereka beratraksi seni guna menyemarakkan Hari Autis Internasional di sana. Usia ke-67 siswa di sana antara tiga dan 18 tahun.

"Sekaligus hari ini kami rangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi anak-anak autis di sini yang telah memenangkan berbagai perlombaan," kata Pengelola Harian Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus Denpasar, Nyoman Yudiarini, di Denpasar.

Mereka membawakan tari Bali, menyanyi, hingga membaca puisi. Di atas panggung, mereka tampak ada yang menyanyi dan menari sesuai irama, namun ada pula dengan gaya berjingkrak-jingkrak, berteriak, hingga menangis.

Karena terlalu bersemangat, malah ada yang tidak mau turun panggung meskipun musik pengiring pementasan telah berhenti.

"Patut dimaklumi, mereka ini anak-anak yang berkeperluan khusus, tentu apa ditampilkan tidak sesempurna anak-anak normal. Namun, dengan kegiatan ini, kami ingin memberi peluang dan kesempatan pada mereka agar bisa berkreasi," ujar Yudiarini.

Kepercayaan diri para penyandang autis akan terbangun dengan pentas semacam ini. Sesungguhnya di tengah keterbatasan yang dimiliki, mereka mampu melakukan hal-hal yang biasa dikerjakan anak-anak normal. 

"Masih serangkaian peringatan Hari Autis Internasional, beberapa hari sebelumnya kami juga mengadakan lomba memasang puzle, mengenakan baju, memakai kaos kaki dan menyanyaikan lagu Garuda Pancasila," ucapnya.

Kegiatan itu, lanjut dia, ditujukan untuk melatih kemandirian anak.

"Memang terkesan sederhana lomba-lomba tersebut. Kami tidak pernah berpikiran muluk-muluk dulu, yang terpenting kemandirian anak-anak autis dapat terbangun," kata Yudiarini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar